Memory tentang Ujian Nasional

01:05
Tahun ajaran 2000/2001 Pertama kali Ikut Ujian Nasional untuk Tingkat Sekolah Dasar. Saat itu belum menggunakan kurikulum berbasis kompetensi. Dan saat itu pun masih menggunakan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) yang sekarang kita sebut UAS ( Ujian Akhir Sekolah) dan EBTANAS (Evalusi Belajar Tahap Akhir Nasional) atau sekarang UAN (Ujian Akhir Nasional). Kurikulum terdahulu memang tidak menentukan nilai yang harus dicapai, berapapun nilai ( NEM ) yang dicapai tetap lulus, hanya saja jika nilai tergolong rendah maka untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi pun tidak semudah yang mendpatkan nilai yang tinggi.


Tahun 2004 berikutnya saya mengikuti Ujian Akhir pada tingkat Menengah Pertama. Di tahun itu lah pertama kali kurkulum berubah dan yang awalnya EBTA-EBTANAS dirubah menjadi UAN-UAS, waktu itu kali pertama pemerintah menetapkan nilai UAN 3,0. Jujur dengan adanya batasan nilai saya tetap punya persaan cemas, dan terus berharap diberkan yang terbaik.

Pengalaman yang tak pernah saya lupakan pada waktu UAN tingkat menengah pertama adalah pada saat menghadapi soal matematika. Yah, waktu itu guru saya berpesan kerjakan dulu yang mudah, dan yakin pasti tepat perhitungannya agar bisa mencapai 3,0 dulu. Nah setelah saya yakin sudah mencapai target rasanya PLONG ( Lega ). Eh, karena terlalu focus tidak terasa memakan waktu cukup banyak, dan TEEEEEEEEEEEEEEEEET ….. bunyi bel peringatan waktu hamper habis pun sudah berbunyi, distu baru nyadar soal masih banyak yg belum diuraikan, wah rasa gelisah, gemetar, gerogi dan berasa keringat dingin, lengkap sudah, secara khawatir ada nilai anjlog gara-gara matematika kan wahhhh bisa nggak lulus…..hahahaha. Tapi Alhamdulillah semunya berjalan lancar, dan hasilnya pun cukup memeuaskan mendapat peringkat tertingi ke-3.

Pada tahun 2008 saya menjadi peserta UAN yang ketiga kalinya, namun batasan nilai pun semakin tinggi, seingat saya harus mencapai 5,0, persisnya berapa saya belum lihat catatan saya terdahulu, jika ada pembaca yang sama mengikuti UN pada tahun 2008, mohon diingatkan yah kalau saya keliru, hehehe J. Dengan batasan nilai semakin tinggi, saya tetap berusaha belajar dan berdoa, berharap bisa mendapatkan yang terbaik. 

Ah, itu semua tinggal kenangan yang tak kan pernah saya lupakan sampai kapan pun, banyak orang yang mengeluh, kenapa pemerintah seperti itu, kenapa dan kenapa, karena itu sudah pertaurannya, ayoo kita hadapi dengan semangat yang menggebu, agar anak didik kita juga semangat, berikan yang terbaik buat anak didiknya agar kelak bisa masuk dalam barisan mentri dan dapat merubah segala hal yang tak layak dilanjutkan.

Happy Blogging :)
Semangat buat adik-adik kita yang sudah dan akan mengahadapai UN. :)
Usai sudah usaha dengan maksimal, lanjut dengan berdoa minta sama Allah agar diberikan yang terbaik. :)

Jangan Lewatkan membaca artikel tentang Hasad atau Dengki Membakar Kebaikan

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

22 comments

Write comments
April 17, 2014 delete

Setelah membaca artikel Mas Fiu dengan seksama, teringat saya saat
Masih duduk di SMP, Sangat indah yah Mas Masa-masa itu, walau tinggal
Kenangan namun Moment itu sangat Indah untuk di kenang, bagus tulisan
Penyampaian dalam artikel ini, Pas sekali Mas Fiu seorang Guru yang berpotensi.

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

Bersyukur dapat Pertamax di artikel ini. makasih Mas Fiu :)

Reply
avatar
Dwi
April 17, 2014 delete

jadi inget masa2 smp, UN ga keluar kemana mana, belajar dan belajar dan hasilnya alhamdulillah :)

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

pokoknya moment indah itu susah tuk sya lupakan mas ... hehehe kykny mas saud guru yah ,,,, :D

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

SMP tahun berapa mas ?

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

hehehehe, mb dwi ujian SMP nya tahun ajaran brp ?

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

wah deg2an gak jelas dah ya mas kalau UN tu...malah bikin konsentrasi jadi berkurang karena deg2annya...sangat takut tidak lulus :D

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

hehehehehehe, itu dia mas, bunyi bel peringatannya jg yg buat pikiran buyar jadi nggak konsen :y:

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

sangat ndredek sekali kalau menghadapi ebta dan ebtanas, hehehe
selamat pagi mas fiu

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

wah pantas saja resto dan mall jadi ramai, karena banyak pelajar merasa plong setelah UN :D

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

Super sangat ndredek mas agus....hehehe

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

fakta memng sperti itu,, tpi dulu saya slesai UN blm plong 100 % krn blm ada hasil.... hehehehe

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

wah artikel ini mengingatkan saya dengan ujian waktu kecil dulu....penuh perjuangan :D

Reply
avatar
April 17, 2014 delete

hehehehehe.... asik toh kang ?

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

selamat pagi maz fiu . . .
kalau aku dulu waktu SMP sombong banget , ,yakin banget dah kalau lulus . .akhirnya lulus juga , ,
tapi nilainya jelek banget, , mulai dari itu aku jadi malu sendiri
akhirnya aku rubah penampilanku (oh gak nyambung ya) jadi waktu di SMK lulusan 2010/2011 akhirnya jadi LUMAYAn hehehe , , ,
itu pengalamanku sekalian curhat maz ya . . wwkwkwkwkw

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

semoga ujian nasioanl berjalan sukses tanpa halanagn ya mas ;)

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

Ujiann nasional udah abisss mas.. mudah mudahan aja hasil nya gak ngecewain yaa

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

hahahahahahaha....... wah keren dnk mas ibnu ...... :D

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

yupz........ aamiin....

Reply
avatar
April 18, 2014 delete

bukan itu poin yg sy tulis mas, tapi sekedar memory wktu UN, dan diakhir tulisan jg sy bilang "emangat buat adik-adik kita yang sudah dan akan mengahadapai UN" yg tingkat SMA emg sdh lewat, tapi kn adik2 kita yg di SMP dan SD blm ...hehehe

Reply
avatar
April 19, 2014 delete

pengalaman manis zaman persekolahan ya...kini sudah jadi pendidik yg berdedikasi pula....

Reply
avatar
April 19, 2014 delete

iya tu pengalaman zaman persekolahan...hehehe aamiin.... jdi pendidik kelak tuk anak2 tersayang ... :)

Reply
avatar