Maaf dan Memaafkan

palembang.tribunnews.com

الذين ينفقون في السراء والضراء والكظمين الغيظ والعافين عن الناس ،والله يحب المحسنين

Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu luwang ataupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs. Al-Imran : 134)

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan kepada Allah ataupun selain Allah. Jika kita punya kesalahan (dosa) kepada Allah, maka kita harus memohon ampunanNya. dan jika kita punya kesalahan kepada selain Allah (manusia) maka kita harus meminta maaf kepada orang tersebut. Al Rahman dan Al Rahim

Meminta maaf kepada seseorang ketika telah berbuat kesalahan adalah keharusan (wajib), tapi tidak untuk si pemberi maaf. Si pemberi maaf boleh saja tidak memaafkannya, tetapi akan lebih baik jika memaafkannya. Bahkan memaafkan dengan persyaratan pun itu dibolehkan, asal sewajarnya saja.

Ada satu kisah seorang 'alim yang rela berjaga pohon delima selama 3 tahun yang ada dibantaran sungai, hanya karena ia telah tidak sengaja menemukan sebuah delima yang hanyut terbawa arus sungai. Saat itu hari sudah masuk waktu buka puasa, sedangkan tidak punya uang atau makanan yang ia punya. Maka dimakanlah buah delima tersebut.

Baru satu kali gigitan iapun teringat "Astaghfirullah, ini kan bukan apel milik saya, kenapa saya makan. Kalau saja si pemilik tidak ikhlas, nanti saya bisa masuk neraka". Setelah bertemu dengan pemiliknya ia tidak begitu saja di maafkan, melainkan harus melakukan beberapa syarat yang ia ajukan.

Manusia memang tidak akan luput dari kesalahan, tapi akan lebih baik jika kita selalu berhati-hati dalam bertindak, kepada siapapun kita berbuat kesalahan, walaupun kepada ahli neraka sekalipun akan lebih baik kita saling menghormati dan karena itu semua dapat mengahambat kita kelak di hari pembalasan.

Wallahu a'lam bisshowab...